"Safety Induction",Seberapa Pentingkah ?
Ketika kita pertama kali berkunjung ke perusahaan yang berkantor
di gedung pencakar langit, sering kali yang pertama kali dihadapi adalah safety
induction. Seseorang akan mulai nyerocos bicara "kita sekarang berada di lantai
sekian. Hari ini tidak ada drilling, jika alarm berbunyi anda jangan panik dan
segera keluar ruangan melalui pintu samping sebelah kanan. Turunlah menggunakan
tangga darurat karena lift akan dimatikan. Di bawah nanti kita harus berkumpul
di sebelah lapangan parkir sebelah kiri.... dan seterusnya dan
seterusnya".Tidak hanya bicara, dia juga biasanya disertai
dengan sebuah gambar denah sederhana yang mudah dipahami.
Hal ini
terlihat sepele dan boleh jadi ada yang menganggapnya lebay. Namun akan sangat
berarti jika ketika kita bertamu ke tempat yang baru kemudian terjadi sesuatu
yang tidak diinginkan seperti gempa bumi atau kebakaran. Sebagai orang yang
asing di tempat tersebut tentu kita akan bingung harus lari atau berlindung
dimana.
Pada
situasi seperti itu, mungkin saja tidak ada tempat bertanya karena setiap orang
akan menyelamatkan diri masing-masing dan tak peduli orang lain. Dengan adanya
induksi safety, kita sudah tahu kemana harus melangkah ketika situasi berbahaya
itu terjadi.
Safety
Induction adalah pengenalan dasar-dasar Keselamatan
kerja dan Kesehatan Kerja (K3) kepada karyawan baru atau visitor
(tamu) dan dilakukan oleh karyawan dengan jabatan setingkat supervisory (dari
divisi OSHE / Safety) dan bisa juga bisa dilakukan oleh yang paham tentang K3
dengan level jabatan minimum seperti tersebut diatas (minimal Foreman, dan supervisor
up).
Di
perusahaan-perusahaan besar multinasional, hal ini tidak saja dilakukan gedung
pencakar langit, tetapi di semua tempat, termasuk di lapangan yang memiliki
potensi bahaya, safety induction ini diterapkan. Di beberapa perusahaan bahkan
selain menerangkan kalua ada bahaya harus bagaimana, tetapi juga menjelaskan
potensi-potensi bahaya kecil yang mungkin terjadi dan perilaku selamat seperti
apa yang harus dilakukan.
Misalnya di
sebuah instalasi pengolahan air limbah yang terdiri dari kolam-kolam, mereka
akan mengatakan "di area ini, ada potensi
serangan binatang berbisa yang berasal dari semak-semak, tindakan selamatnya
adalah kalau memasuki area tersebut anda harus menggunakan pelindung diri yaitu
sepatu karet dan pakaian yang cukup tebal".
Kita sering
abai dengan hal-hal kecil itu. Beberapa perusaan tidak menyediakan alat-alat
pelindung diri bagi pegawainya meski ada potensi bahaya ada saat bekerja. Tentu
kita tak lupa dengan meledaknya pabrik petasan di Banten beberapa waktu yang
lalu yang menyisakan pilu yang mendalam. Hanya karena pertimbangan biaya atau
penghematan, keselamatan diabaikan. Satu kecelakaan sudah lebih dari cukup....
Salam
Ibnuhajar Nurdin
Hanya sebuah catatan
Di kutip dari sumber ,kompasiana oleh https://www.kompasiana.com/kang_yadi